Blora, 8 Maret 2014 Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Ikatan pelajar Muhammadiyah Kabupaten Blora Santu kemarin ini menghadirkan pembicara langsung dari Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kabupaten Blora yakni dr. Arif Tajally Adhiafwa MH.Kes pendukung anti rokok di Indonesia, yang juga adalah Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kabupaten Blora. Selain itu pembicara lain adalah Bapak Widaryono, S.Ag dari Kementrian Agama Kabupaten Blora dan juga Bapak Drs. Puryanto dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora yang juga Sekretaris Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Blora. Dalam kesempatan itu juga hadir Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Blora, Pimpinan Daerah Aisiyah Kabupaten Blora, Pimpinan Daerah Nasiyatul Aisiyah Kabupaten Blora.
Acara secara resmi dibuka oleh Bapak Hariyanto selaku Kabag Kesra yang mewakili Bupati Blora. Dalam sambutannya beliau sangat mengapresiasi kegiatan ini dan mengharapkan agar kegiatan seminar ini dapat terus ditingkatkan. Beliau menilai kegiatan semacam ini mampu membuka wawasan peserta tentang bahaya rokok terhadap kesehatan, ekonomi dan lingkungan.
“Mari kita manfaatkan moment ini sebaik-baiknya dengan harapan dapat merubah cara pandangan dan pola pikir kita ke depan dalam melakukan langkah-langkah konkrit untuk melawan rokok dengan tujuan melindungi generasi sekarang dan mendatang terhadap dampak negatif dari rokok tersebut,” ujar Bapak Hariyanto.
Dalam seminar tersebut dr. Arief Tajally mengatakan, bahwa dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Reskesdas) Tahun 2010, 34,7 persen penduduk Indonesia berusia 10 tahun ke atas adalah perokok. Hal ini berdampak pada tingkat Usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia yang hanya mencapai rata-rata 68 tahun, sedangkan penyakit pembunuh utama adalah penyakit tidak menular yang didominasi oleh rokok, hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit pernapasan, kanker serta diabetes. Dan pada perempuan dampak rokok sangat berbahaya. Misalnya saja bila terpapar asap rokok, secara biologis, dapat menyebabkan rusaknya alat-alat reproduksi, itulah yang menyebabkan wanita lebih beresiko.
Dikatakan oleh beliau , banyak sekali kerugian yang disebabkan oleh rokok, baik bagi perokok aktif maupun bagi perokok pasif serta lingkungannya, seperti gangguan pernafasan, jantung, neoplasma/kanker, gangguan perintal, intertilitas dan sebagainya.
“Mari kita manfaatkan moment ini sebaik-baiknya dengan harapan dapat merubah cara pandangan dan pola pikir kita ke depan dalam melakukan langkah-langkah konkrit untuk melawan rokok dengan tujuan melindungi generasi sekarang dan mendatang terhadap dampak negatif dari rokok tersebut,” ujar Bapak Hariyanto.
Dalam seminar tersebut dr. Arief Tajally mengatakan, bahwa dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Reskesdas) Tahun 2010, 34,7 persen penduduk Indonesia berusia 10 tahun ke atas adalah perokok. Hal ini berdampak pada tingkat Usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia yang hanya mencapai rata-rata 68 tahun, sedangkan penyakit pembunuh utama adalah penyakit tidak menular yang didominasi oleh rokok, hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit pernapasan, kanker serta diabetes. Dan pada perempuan dampak rokok sangat berbahaya. Misalnya saja bila terpapar asap rokok, secara biologis, dapat menyebabkan rusaknya alat-alat reproduksi, itulah yang menyebabkan wanita lebih beresiko.
Dikatakan oleh beliau , banyak sekali kerugian yang disebabkan oleh rokok, baik bagi perokok aktif maupun bagi perokok pasif serta lingkungannya, seperti gangguan pernafasan, jantung, neoplasma/kanker, gangguan perintal, intertilitas dan sebagainya.
Sementara itu Bapak Puryanto mengatakan “Dari aspek sosial, dampak merokok sangat mempengaruhi pola prilaku remaja. Karena rokok bisa menyeret remaja ke arah negatif. Selain itu rokok juga sangat mempengaruhi kehidupan perekonomian masyarakat, sehingga terkadang dapat memperburuk perekonomian masyarakat strata menengah dan kecil. Hal ini tidaklah berlebihan jika memahami bahwa pendapatan yang terbatas tersebut lebih diperburuk dengan membelanjakannya untuk mengkonsumsi rokok”.
Senada dengan dua nara sumber sebelumnya, Bapak widaryanto pun mengatakan dampak negatif dari merokok.
"Terlepas dari issu haram atau makruh tentang hukum merokok yang sekarang ramai diperbincangkan, sebenarnya himbauan dan ajakan untuk tidak merokok, tiada hentinya
di sampaikan kepada kita. Mulai dari kerugian dan bahaya yang
ditimbulkan akibat merokok. Tetapi perokok di Tanah Air bukannya semakin berkurang, tetapi pada kenyataannya semakin meningkat.Remaja yang sedang mencari identitas diri, berusaha menampilkan perilaku yang “menantang” salah satunya coba-coba untuk merokok tanpa tahu manfaat dan bahayanya," demikian beliau menuturkan.
Seminar sehari ini diikuti oleh sekitar 60 orang peserta, yang meliputi Pimpinan ranting dan Pimpinan Cabang IPM se-Kabupaten Blora dan juga guru pembina IPM di sekolah. Banyak pihak yang mengatakan acara ini merupakan sarana yang tepatterutama pada generasi muda untuk tidak menggunakan rokok dalam kehidupan sehari-hari. Karena dampak merokok kurang baik bagi kesehatan disamping juga dampak sosialnya kurang baik pula.
Seminar sehari ini diikuti oleh sekitar 60 orang peserta, yang meliputi Pimpinan ranting dan Pimpinan Cabang IPM se-Kabupaten Blora dan juga guru pembina IPM di sekolah. Banyak pihak yang mengatakan acara ini merupakan sarana yang tepatterutama pada generasi muda untuk tidak menggunakan rokok dalam kehidupan sehari-hari. Karena dampak merokok kurang baik bagi kesehatan disamping juga dampak sosialnya kurang baik pula.
Penyerahan kenang-kenangan untuk nara sumber |
Reporter : Lovalia