Kedungtuban-Blora – PD IPM Blora , sebagai organisasi otonom anak dari PD Muhammadiyah Blora yang berfokus dalam pelajar Muhammadiyah Blora , banyak mengadakan kegiatan positif untuk memupuk siswa Muhammadiyah yang berkarakter dan memiliki dedikasi kepada ikatan.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana PD IPM Blora lebih banyak berfokus kepada kegiatan internal PD IPM sendiri, periode kali ini PD IPM Blora benar-benar keluar dari zona nyaman di Pimpinan Daerah dan terjun langsung ke Pimpinan Cabang dan ranting. Salah satunya dengan membentuk Komunitas Pelajar Pecinta Alam Kedunguban yang berbasis di Pimpinan Ranting SMK Muhammadiyah 1 Kedungtuban.
Bekerjasama dengan pihak sekolah , Sabtu 29 Juni 2013 Komunitas Pelajar Pecinta Alam Kedungtuban resmi dibuka oleh Bapak Kepala SMK Muhamamdiyah 1 Kedungtuban . Diawali dengan pendirian tenda di halaman sekolah kegiatan ini nantinya akan berlangsung selama dua hari dan diikuti oleh para siswa siswi SMK Muhammadiyah 1 Kedunguban yang memiliki minat besar dengan alam. Peserta sebelumnya sudah melalui tahap seleksi sehingga yang lolos mengikuti pengukuhan dibatasi sejumlah 30 orang saja. Selain itu PD IPM Blora juga merangkul PC IPM Kedungtuban untuk bersama-sama berpartisipasi dalam acara ini.
Ketua Umum PD IPM Blora yang akrab disapa Ipmawati Alia, mengatakan acara ini selain berupa kemah dakwah nantinya juga akan dilanjutkan dengan penjelajahan ke situs-situs budaya yang ada di wilayah Kedungtuban. Ini adalah kali pertama PD IPM Kabupaten Blora membentuk sebuah komunitas pecinta alam.
“Ini komunitas pecinta alam pertama yang dibentuk PD IPM Blora. Semoga bisa terbentuk komunitas-komunitas lainnya yang bermanfaat untuk pmenampung minat dan bakat para pelajar,” ujarnya.
Tujuan gelaran acara ini adala untuk menciptakan rasa cinta dan peduli kepada alam. Karena di saerah Kedungtuban banyak sekali situs wisata alam yang terlantar . Semoga langkah awal kepedulian kami ini dapat di lihat oleh pemerintah setempat,” ujarnya di area perkemahan, Sabtu (29/6).
Selain itu juga untuk membentuk karakter dari generasi pelajar selama acara berlangsung mereka akan mendapatkan pelatihan kepemimpinan, kedisiplinan, wawasan kepedulian terhadap alam, serta wawasan lainnya yang belum didapatkan dari bangku sekolah biasa maupun di perkaderan formal IPM semacam Taruna Melati. Acara ini juga sebagai pembentukan insan yang bermartabat. Peserta akan membentuk sendiri Deklarasi Komunitas sebagai acuan dalam kegiatan-kegiatan komunitas yang selanjutnya nanti.
Kepala SMK Muhammadiyah 1 Kedungtuban Bapak Ngatur S.Pd menyambut baik adanya komunitas pecinta alam yang digelar dan dibentuk oleh PD IPM Blora sendiri . Menurutnya, pecinta alam sejalan dengan nilai agama islam. “Selama ini IPM hanya terlihat dengan kegiatan-kegiatan formal internal semacam pelatihan kepemimpinan, TM dan sebagainya .Saya rasa ini adalah gebrakan baru yang dilakukan PD IPM Blora dengen melakukan kegiatan di alam terbuka dan saya mendukung sekali kegiatan semacam ini” katanya.
Sementara itu ketua Komunitas Ipmawan Siswanto mengatakan kegiatan semacam ini jauh lebih menarik bagi ia dan kawan-kawannya ketimbang kegiatan-kegiatan formal yang ada selama ini. “ Teman-teman sangat antusias mengikuti acara ini karena menurut mereka ini seru sekali. Dan memang sudah lama kami menantikan IPM melakukan acara semacam ini. Bukan hanya acara pengkaderan formal. Bahkan sebagian dari mereka bukan pengurus IPM ranting, tapi mereka antusias mengikuti acara ini,” demikian ujar Ipmawan yang kini duduk di Kelas XI Akutansi tersebut.
Malam harinya digelar acara Api Unggun sebagaimana perkemahan pada umumnya. Namun ada yang berbeda yaitu festival Kembang Api yang menambah semarak Langit Kdungtuban pada malam hari itu . Selain itu dilakukan juga pembentukan deklarasi komunitas dan permainan-permainan ringan untuk menambah semangat peserta.
Keesokan harinya dilakukan penjelajahan ke situs budaya Purwosuci yang berada tak jauh dari lokasi. Tepatnya terletak di Dukuh Kedinding, Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban. Selain mengamati alam sekitar peserta juga Napak Tilas sejarah situs yang tampaknya baru saja dipugar itu. Menurut cerita masyarakat setempat Makam Purwo Suci Ngraho Kedungtuban yang luasnya sekitar 49 m2 di puncak bukit ini adalah makam seorang Adipati Panolan sesudah Ario Penangsang bernama Pangeran Adipati Noto Wijoyo. Di dalam halaman tersebut juga terdapat makam Nyai Tumenggung Noto Wijoyo. Karena jasa-jasanya yang sampai saat ini masih dikunjungi masyarakat untuk tujuan tertentu bahkan pernah dipugar oleh Bupati Blora pada tahun 1864 dengan memakai sandi sengkolo, Karenya Guna Saliro Aji (1864).
Selanjutnya penjelajahan dilanjut ke Goa Pawon yang ada di Dukuh Ningalan desa Ngraho . Goa ini merupakan tempat produksi tungku secara tradisional oleh masyarakat setempat. Dalam bahasa jawa tungku di sebut Pawon , oleh karena itulah goa ini disebut Goa Pawon. Keindahannya masih alami dengan sungai jernih di bawahnya.
Kegiatan ditutup dengan upacara pengukuhan Komunitas Pelajar Pecinta Alam Kedungtuban oleh PD IPM Kabupaten Blora di area padang rumput yang ada di Goa Pawon.
Ditulis Oleh:
Ketua Umum PD IPM Blora
Matur nuwun sanget kagem sedoyo Komonitas Pelajar Pecinta Alam Kedungtuban, ingkang sampun membiarak'aken situs / peninggalan / petilasan / makom soho sanesipun mugi - mugi kanthi sarono puniko poro pamaos saget mangertosi, syukur syukur poro komonitas kasebat saget nginggah asal usul deso madeso. sepindah malih dalem aturaken gunge panuwun ingkang tanpo pepindan, mugio niat sae panjenengan sedoyo saget migunani soho nambahi kemajengan dumateng lingkungan kec. Kedungtuban sak kanan kerengi pikantuk berkahing Gusti. Amin amin ya robal alamin.
BalasHapusoke aliaaa... dilanjuttt . utk pecinta alamx juga dilanjut, bla aktifff ajak2 bla da kgytan
BalasHapus